Sebut saja namanya Yuda, seorang sahabat yang pernah bekerja di perusahaan yang sama di masa lalu.Kemudian Yuda berkarier dengan bekerja di beberapa perusahaan di beberapa industri dilevel manajerial dan head Mungkin banyak yang berfikir , Yuda enjoy life and everything is so comfortable for him. Yuda hidup bersama istrinya yang baik hati, dua anaknya, Yuda mengambil keputusan yang mengejutkan, Yuda keluar dari perusahaannya, dan memilih untuk memulai kariernya di perusahaan yang baru, di industri yang baru lagi, dengan budaya kerja yang baru. Why did he do that?
“I am affraid that I will not learn anymore” Jadi ternyata sudah hampir lima tahun Yuda berada di posisi yang sama. Yuda sangat mengerti bahwa di awalnya kalau kita berada di sebuah posisi , pasti kita akan belajar banyak, kemudian kita akan perform dengan maximal. After that? What’s next?
Strukturnya adalah:
a) Learning
b) Performing
c) Developing
**
Yang pertama, pasti kita belajar banyak di perusahaan baru, di industri baru. Kemudian kita harus perform semaximal mungkin dan berkontribusi sebanyak mungkin. Jangan confused antara contribution dan loyalty. Idealnya kita bisa mendapatkan contributor yang loyal .
Hanya kita kadang harus menghormati kontributor yang ingin berkontribusi maximal, dan ingin meneruskan learning curve di tempat lain. Terutama jangan menjadi orang yang loyal dengan masa kerja tinggi, tapi kontribusinya tidak maximal.
Yang ketiga, Developing, maksudnya adalah developing the business dan the system supaya bisa terus berjalan dengan baik, developing our team member dan juga developing ourselves, supaya bisa move on and progress to next role. Itulah mengapa pada saat Yuda sudah berada di posisi yang sama selama 3-4 tahun dia takut sekali bahwa dia tidak belajar lagi.
**
Ya iyalah, dengan adanya disruption era, dan Industry 4.0, semua orang harus mengevaluasi apa sih kemampuan anda? Apakah ada yang bisa menjamin bahwa kemampuan anda tidak akan digantikan oleh computer (yang diisi oleh software berbasis artificial intelligence)? Tidak ada yang aman. Semuanya beresiko. Your strength in the past can kill you in the future. Kita semua harus takut, seandainya kita tidak belajar lagi.
The solutions are ….: Keep being humble, Keep learning and Keep developing yourself.
**
Yuda melanjutkan bahwa sebaiknya dalam pengembangan karier, kita fokus pada tiga hal ini …
a) Value Creation
Apakah kontribusi dan values yang anda kontribusikan pada perusahaan anda?
Apa langkah kongkrit anda, apa yang anda hasilkan, dan bagaimana anda mempunyai impact kepada performance bisnis perusahaan.
**
b) Growth Mindset
Sejalan dengan perusahaan yang harus berkembang, diri kita (competency dan agility kita) juga harus berkembang terus. Keep Learning, keep experimenting and keep improving. It is a belief that things that are hard to do now may not always be hard.
**
c) Transformation
Pada akhirnya , tugas seorang leader bukanlah untuk meneruskan apa yang selama ini dilakukan. A Leader is in charge of the transformation. Leader itu bukan hanya menyelesaikan permasalahan hari ini. Leader itu juga harus mempersiapkan perusahaan untuk memecahkan permasalahan di masa depan, sekaligus menangkap peluang di masa depan. Mempersiapkan seluruh organisasi ke masa depan? Itulah tugas sebenarnya dari seorang transformational leader.
**
Dan dengan konsep itulah akhirnya Yuda mendapatkan kesempatan untuk focus on Value Creation, Growth Mindset dan Transformation job yang lebih besar dan challenging.
Intinya adalah bahwa kita harus menyeimbangkan fokus kita pada pengembangan bisnis, team dan diri (dan karier) anda sendiri. Prioritiaskan pada pengembangan karier di dalam perusahaan anda saat ini. Dan jangan menutup opportunity external.
Jadi ingat tiga faktor ini, yang harus kita pertimbangkan dalam karier kita:
a) Value Creation
b) Growth Mindset
c) Transformation
**
Terakhir Yuda menutup dengan pernyataan,”In the end of the day, all of us are writting our own history. Lets work hard and put our extra-ordinary effort to be the best writter for our own history!